Monday, January 15, 2018

PASOKAN ELPJI 3KG AMAN DI TAHUN PANAS

Pemerintah dan DPR RI diminta untuk tidak membuat keputusan mengurangi kuota elpiji subsidi pada tahun 2018 dan 2019. Pasalnya, hal ini bisa berdampak pada timbulnya masalah kelangkaan karena bisa ditunggangi dan dijadikan isu politik untuk menghantam pemerintah dan parpol pendukung Pemerintah.

Menurut pengamat kebijakan energi, Sofyano Zakaria, tahun 2018 dan 2019 adalah tahun Politik dimana Pilkada serentak dan Pemilu serta Pilpres terjadi. “Tahun itu adalah tahun rawan gejolak sosial politik sehingga isu apapun bisa jadi persoalan besar bagi negeri ini,” ujar Sofyano kepada wartawan di Jakarta, Senin.

Ia mengatakan, sekecil apapun kasus kelangkaan yang terjadi pada tahun 2018 dan 2019 ini bisa dipolitisir oleh siapa saja yang pada akhirnya bisa membuat suasana panas di tahun Pilkada dan Pemilu Pilpres menjadi tambah panas.

“Pada tahun 2018 dan 2019, Pemerintah dan DPR pun sebaiknya tidak mengeluarkan wacana atau perencanaan terkait distribusi elpiji  misalnya dengan program distribusi tertutup dan semacamnya. Karena ini pun bisa diartikan lain oleh masyarakat yang pada akhirnya bisa menjadi pemicu adanya kepanikan pada masyarakat yang berpengaruh terhadap suasana politik,” paparnya.

Menurut Sofyano yang juga Direktur Eksekutif Pusat Studi Kebijakan Publik (puskepi) ini, keputusan Pemerintah yang tidak akan mengoreksi harga elpiji di tahun 2018 dan 2019 merupakan keputusan yang pantas, dan ini harusnya diikuti dengan kebijakan yang tidak mengotak atik turun kuota elpiji yang sudah ada. “Pemerintah harusnya menyesuaikan besaran kuota elpiji sesuai dengan tingkat pertumbuhan penduduk maupun pertumbuhan ekonomi. Ini paling tepat dan bisa diterima semua kalangan,” tukasnya.

Pemerintah dalam hal ini Menteri Keuangan dan Menteri ESDM juga jangan sampai memaksa BUMN Pertamina untuk melakukan pengendalian pasokan elpiji karena dikhawatirkan akan berbuntut pada timbulnya kepanikan yang justru malah membuat masyarakat menimbun elpiji subsidi dan ini bisa menjadi masalah besar.

“Agar elpiji 3 kg tidak diselewengkan oleh pihak pemain maka seharusnya pihak penegak hukum  bisa melakukan pengawasan melalui gerakan senyap yang tidak menimbulkan keriuhan di masyarakat,” tutup Sofyano.(ESZ)

Monday, January 8, 2018

PESEPAK BOLA TERKAYA DI DUNIA, BUKAN RONALDO, MESSI ATAU NEYMAR


Selama ini kerap muncul anggapan bahwa pesepak bola terkaya dunia masa kini adalah Cristiano Ronaldo. Namun, perlu diketahui bahwa hal itu tidak sepenuhnya benar.

Predikat sepak bola terkaya dunia mungkin juga layak disematkan kepada pemain sayap Leicester City U-23 asal Brunei Darussalam, Faiq Bolkiah.

Faiq bukan sosok sembarangan. Ia merupakan keponakan Raja Brunei Darussalam Hassanal Bolkiah, yang memiliki kekayaan sekitar 20 miliar dollar AS (Rp 268 triliun).

Melimpahnya kekayaan Faiq bisa terlihat dari kemampuan finansial sang ayah, Jefri.

Ayah Faiq dilaporkan menghabiskan sekitar 10 milliar poundsterling dalam 15 tahun sebagai kepala agensi investasi Brunei.

Ia dikabarkan juga pernah menghabiskan 35 juta poundsterling per bulan untuk mobil, jam tangan, dan pena emas putih.

Tak hanya itu, ayah Faiq pun memiliki 2.300 mobil dengan berbagai merek, seperti Ferrari, Rolls Royce, dan Bentley.

Satu hal menakjubkan lainnya adalah ketika Jefri merayakan ulang tahunnya yang ke-50 tahun dengan mendatangkan Michael Jackson.

Berbagai fakta tersebut sudah cukup untuk membuktikan bahwa Faiq dan keluarganya memiliki kekayaan yang sangat melimpah.

Cinta sepak bola


Harta melimpah tak membuat Faiq bersantai-santai dan menikmati begitu saja kemewahan keluarganya.

Alih-alih bersikap layaknya anak orang kaya kebanyakan, Faiq tetap menekuni profesinya sebagai pemain sepak bola.

Pemain 19 tahun kelahiran Amerika Serikat itu memiliki alasan yang sederhana terkait keputusannya menjadi pesepak bola.

Ia memilih profesi sebagai pemain sepak bola bukan mengejar materi, tetapi demi mewujudkan mimpinya sejak kecil.

"Saya sudah bermain sepak bola sejak kecil, dan saya selalu menikmati berada di lapangan dan mendapatkan bola di sekitar kaki saya," ucap Faiq.

Pihak keluarga tak menentang cita-cita Faiq. Mereka justru memberikan dukungan penuh agar keinginan Faiq bisa terwujud.

Pernah di klub besar

Faiq rupanya pernah tergabung dalam tim muda dua klub papan atas Liga Inggris, yakni Arsenal dan Chelsea.

Faiq memperkuat tim muda Arsenal pada musim kompetisi 2013-2014, sedangkan Chelsea pada 2014-2015.

Sebelum membela dua klub besar tersebut, Faiq juga tercatat pernah beberapa tahun tergabung di Southampton, tepatnya periode 2009-2013.

Bisa memperkuat klub-klub kasta nomor wahid Liga Inggris bukan disebabkan oleh latar belakang Faiq sebagai kerabat Raja Brunei.

Oleh sejumlah media, Faiq dinilai sebagai salah satu pemain muda berbakat dunia.

Jika menilik aksi-aksi Faiq di lapangan, memang wajar jika sang pemain mendapatkan predikat tersebut.

Tuesday, January 2, 2018

DAFTAR PEMAIN INDONESIA YANG BERMAIN DI LUAR NEGERI

Setelah Andik Vermansyah habis masa kontraknya dengan Selangor FA, sekarang ada 2 pemain muda berbakat asal Indonesia yang ingin di boyong oleh Tim Asal Malaysia ini.

Mereka adalah Evan Dimas Sudarmono Eks Kapten Timnas Indonesia U-19 dan Ilham Udin Armayn yang juga eks Timnas Indonesia U-19. Evan Dimas Dan Ilham Udin sukses membawa Timnas U-19 Juara Piala AFF dan Bhayangkara FC Juara Liga 1 Gojek Traveloka musim 2017.

Evan Dimas dan Ilham Udin Armayn menambah jumlah pemain Indonesia yang berlaga di luar negeri.

9 pemain tercatat sedang di kontrak Tim asal Malaysia, Thailand, Qatar, Dan Belanda

1. Evan Dimas Sudarmono Selangor FA

    Evan Dimas Darmono lahir di Surabaya, 13 Maret 1995; umur 22 tahun adalah pemain sepak bola berkebangsaan Indonesia yang bermain pada posisi gelandang. Evan Dimas sukses membawa Timnas Indonesia U-19 menjuarai Kejuaraan Remaja U-19 AFF 2013 dengan mengalahkan Vietnam di partai puncak. Evan Dimas merupakan talenta terbaik yang dimiliki Indonesia karena memiliki tendangan bebas yang sangat akurat dan mematikan. Sehingga Indonesia beruntung bisa memiliki gelandang yang mengidolakan Andreas Iniesta ini.

2. Ilham Udin Armayn Selangor FA

    Ilham Udin Armayn lahir di Desa Lelei, Kabupaten Ternate, Maluku Utara, 10 Mei 1996; umur 21 tahun adalah seorang pemain sepak bola Indonesia. Saat ini, ia bermain di klub Bhayangkara Surabaya United.

Ilham Udin Armayn adalah remaja asal Maluku Utara, lahir di Desa Lelei, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara. Sejak duduk di bangku SMP, Ilham sudah dilatih menjadi pemain sepak bola, sepeninggal almarhum ayahnya Udin Armayn, Ilham diasuh oleh pamannya Safrin yang memasukkannya ke Sekolah Sepak Bola (SSB) Tunas Gamalama di bawah asuhan Hani Koja, dan kemudian Ilham dipindahkan oleh sang paman ke Sekolah (Diklat) Ragunan di Jakarta.

Ilham juga merupakan cucu dari Thaib Armaiyn yang pernah menjabat Gubernur Maluku Utara periode 2002-2007 dan 2008-2013.

3. Terens Puhiri Port FC

    Terens Owang Puhiri lahir di Jayapura, Indonesia, 13 Oktober 1996; umur 21 tahun merupakan pemain sepak bola Indonesia yang kini bermain untuk Pusamania Borneo F.C.


Namanya mulai dikenal di tahun 2008, ketika SSB Numbay Star menjadi juara Liga Danone lokal Papua setelah mengandaskan Emsyk dan berangkat ke Jakarta. Di Jakarta, Terens dan kawan-kawan hanya sampai ke babak semi-final saja dan kalah melawan perwakilan Jawa Tengah. Namun setidaknya Terens terpilih menjadi pemain terbaik dan menjadi topskor dengan torehan lima gol

4. Ryuji Utomo PTT Rayong

    Ryuji Utomo Prabowo (lahir di Jakarta, Indonesia, 1 Juli 1995; umur 22 tahun) merupakan pemain berbakat asal Indonesia yang merupakan blasteran ibu yang berdarah Jepang (ibu Yukiko Hayano) dan ayahnya yang berasal dari Jawa. Neneknya berasal dari Jepang. Ryuji sempat menjalani trial di klub Jepang Jubilo Iwata, bersama Gavin Kwan Adsit dan Syamsir Alam. sebelum akhirnya bermain untuk Mitra Kutai Kartanegara.


Saat ini, ia bermain untuk Arema Cronus.

5. Andri syahputra Al-Gharafa
6. Syaffrizal Mursalin Al-Ahli
7. Ezra Walian Almere City
8. Jhonny Van Beukering Masv Arnheim
9. Ruben Wuarbanaran Germania Groesbeek

Thursday, December 28, 2017

GAS LPG MANDIRI DESA RAJEK KAB GROBOGAN


GROBOGAN, Sudah lebih dari dua bulan ini, puluhan keluarga kurang mampu di Desa Rajek, Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, tidak lagi menggunakan tabung gas melon untuk memasak.

Warga tidak lagi harus bersusah payah berburu hingga mengeluarkan biaya untuk mendapatkan fasilitas tabung gas elpiji atau liquid petroleum gas ukuran 3 kilogram subsidi dari pemerintah itu.

Desa Rajek yang dihuni sekitar 750 kepala keluarga ini bisa ditempuh sekitar 1 jam perjalanan dari Kota Purwodadi, Grobogan. Infrastruktur akses jalan desa cukup memadai dengan betonisasi.

Desa ini dikelilingi lahan persawahan yang subur. Mayoritas penduduk berprofesi sebagai buruh tani serta buruh bangunan.

Seperti masyarakat umumnya, selama ini kompor gas dan tabung gas melon sudah menjadi fasilitas kebutuhan primer warga setempat. Rata-rata setiap keluarga di Desa Rajek memiliki sarana itu. Namun, kini mereka tak membutuhkan gas melon lagi.

Semua berawal dari sumur bor untuk mencukupi kebutuhan akan air bersih. Sebenarnya, warga desa sudah lama ingin merealisasikan sendiri sumur bor tanpa bantuan dari pemerintah. Hanya saja, upaya mencari sumber air itu urung untuk diwujudkan lantaran selalu saja titik lokasi tanah yang digali muncul semburan air yang dahsyat.

Fenomena alam inilah yang kemudian membuat warga mengurungkan niat untuk membuat sumur. Warga ketakutan dengan dampak buruk yang akan terjadi jika nekat membuat sumur. Kini, mereka mengandalkan sumur bor yang diwujudkan melalui program pemerintah, yakni Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas).

"Sejak zaman leluhur, berkali-kali saat ingin buat sumur pasti keluar semburan air yang deras. Kami khawatir dan tak lagi-lagi membuat sumur. Hingga akhirnya ada Program Pamsimas yang membantu kami," kata Ketua Kelompok Masyarakat Desa Rajek, Moh Sukur, Selasa (14/11/2017).

Gas rawa

Isyarat alam di Desa Rajek membuat gatal telinga pemerintah sehingga ditindaklanjuti. Pada 2013, Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Tengah menerjunkan tim ahli geologi untuk menggelar riset di Desa Rajek.

Di luar perkiraan, hasil penelitian mencatat bahwa ternyata kandungan gas alam melimpah ruah terpendam di tanah Desa Rajek. Secara ilmiah, ahli geologi yang diterjunkan menyebutkan bahwa gas alam di Desa Rajek itu sebagai gas rawa, yaitu gas alam yang bersemayam di kedalaman yang dangkal.

Di Desa Rajek, gas yang terbentuk dari fosil hewan dan tumbuhan itu ditemukan di kedalaman sekitar 30-40 meter.

"Luar biasa kandungan gas rawa di Desa Rajek. Gas rawa di Desa Rajek berada di kedalaman 30-40 meter. Lokasinya di titik-titik tertentu. Jenisnya biogenik gas dan di kedalaman dangkal. Usia lebih muda dan bersih dibanding gas alam yang terpendam di kedalaman ratusan hingga ribuan meter. Kandungan metana (CH4) lebih banyak. Secara geologi, kami yakin jika dibor di kedalaman yang lebih dalam lagi, akan lebih banyak lagi kandungan gas alam yang tersimpan di Desa Rajek," ungkap Ketua Ahli Geologi yang meneliti di Desa Rajek, Handoko Teguh Wibowo.


Advertisment
Lulusan S-2 Marine Geology and Geophysic, Oregon State University, Amerika, itu menyampaikan, pada tahun 2017, melalui bantuan anggaran dari Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, pihaknya diminta fokus memanfaatkan gas alam tersebut untuk memberdayakan masyarakat.

Sampai akhirnya, Handoko yang merupakan Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia Jatim ini mencetuskan ide untuk mengalirkan gas rawa itu ke setiap rumah warga sebagai pengganti tabung gas melon. Lalu diciptakanlah teknologi tepat guna untuk pemanfaatan gas alam.

Dari tiga titik lokasi pengeboran, air yang mengandung gas rawa itu dialirkan melalui pipa atau pipanisasi menuju separator. Separator adalah tabung bertekanan dan bertemperatur tertentu yang berfungsi untuk memisahkan air dan gas.

"Air kami buang dan gas kami alirkan melalui pipa ke kompor warga. Di selang pada kompor kami beri stop kran dan regulator untuk mengatur kestabilan gas. Kami jamin peralatan mini yang kami buat ini aman dan nyaman. Ini percontohan pertama di Indonesia yang mengalirkan gas rawa ke kompor warga. Gas rawa sama fungsinya dengan gas alam lain. Gas ini digunakan untuk bahan bakar industri, kendaraan bermotor, kebutuhan memasak rumah tangga, hotel, restoran dan sebagainya," tutur Handoko yang juga dosen di Jurusan Teknik Geologi dan Pertambangan Institut Teknologi Adhitama Surabaya (ITATS).

"Gas rawa di Desa Rajek bisa saja dialirkan ke seluruh rumah warga maupun digunakan untuk kepentingan pemberdayaan masyarakat yang lain. Gas rawa Desa Rajek jika terus dipakai diprediksi bisa sampai seratus tahun baru habis," tutur pria yang juga menjadi Ketua Pokja Penanganan Lumpur Sidoarjo atau Lapindo ini.



Dua bulan tanpa gas melon

Kepala Desa Rajek Moh Dhori menuturkan, sebagai praktik uji coba atau percontohan, gas rawa diminta dialirkan ke 21 keluarga kurang mampu di desanya. Alhasil, lebih dari dua bulan ini warga merasakan dampak positifnya.

"Efisien dan luar biasa saya bilang. Seperti memakai tabung gas melon. Kompor menyala api biru dan tiada henti. Hebat. Dua bulan ini uji coba berhasil. Rencana ke depan akan kami diskusikan dengan seluruh warga. Kemungkinan besar akan dialirkan ke seluruh warga," tutur Dhori.

Indah Pujiyati (45), warga Desa Rajek, mengaku senang karena rumahnya menjadi sasaran untuk teraliri gas rawa. Setidaknya, kini dia tak lagi dipusingkan untuk menyisihkan uang guna membeli tabung gas melon. Indah bisa lebih berhemat dan menggunakan sisa uang untuk kebutuhan lain.

"Suami saya buruh tani. Penghasilan pas-pasan. Dalam sebulan saja kami butuh tiga tabung gas melon untuk memasak. Alhamdulilah penyaluran gas rawa ini sangat bermanfaat bagi kami. Uang bisa saya sisihkan untuk keperluan sekolah anak saya. Semoga saja ini terus berlanjut," pungkas ibu tiga anak ini.

REGULASI PEMAIN U-23 DI KLUB LIGA 1 MUSIM 2018


PSSI telah mengambil keputusan bahwa setiap tim wajib mendaftarkan tujuh pemain U-23 untuk kompetisi musim 2018.


PSSI telah menerapkan regulasi baru untuk kompetisi musim 2018. Induk organisasi sepakbola Tanah Air itu telah mengambil keputusan bahwa setiap tim wajib mendaftarkan tujuh pemain U-23.



Kewajiban menerapkan pemain mda akan diterapkan PSSI pada musim depan. Hal ini diutarakan langsung oleh Wakil Ketua Umum PSSI, Joko Driyono "Gagasanya adalah 23 pemain itu tidak ada batasan umur, tujuh pemain U-23, skuat keseluruhan 30 pemain. Exco yang memutuskan, Exco punya keinginan agar difinalisasi dan disosialisasikan kepada teman-teman klub," ujar pria yang akrab di sapa Jokdri itu.

"Kemaren tidak dibatasai untuk seniornya, sekarang dari 30 ada 23 tanpa batasan usia. Kami ingin, dengan jadwal yang ketat,klub bisa memaksimalkan pemain muda mereka," tambahnya.


Namun dibalik sisi positif regulasi ini, PSSI juga dibayangi sisi negatif. Alasanya, karena regulasi ini juga sebagai pembatas pemain senior untuk berkarya.


Jokdri sendiri harus punya perbandingan dengan Jepang, Australia dan negara-negara Eropa. Eropa misalkan menggunakan home grown player misalnya, pemain yang sekurang kurangnya dia latih 36 bulan di akademinya. Dan dia sekurang kurangnya 5-6 pemain di skuatnya. Kita ingin juga jadi contoh yang ke depan akan jadi pertimbangan ada home ground player," tutup dia.

Tuesday, December 26, 2017

REUINI 9 TIM PERSERIKATAN DI LIGA 1 INDONESIA 2018


Perserikatan merupakan kompetisi tertua di sepak bola Indonesia. Dimulai pada tahun 1930, perserikatan menjadi kawah candradimuka para pesepak bola di Tanah Air.

Pertama bergulir di kota Solo. VIJ yang dikemudian hari kita kenal dengan nama Persija Jakarta menjadi juara dalam edisi perdana Perserikatan PSSI.

Kompetisi sebelum kemerdekaan lebih banyak dikuasai oleh persaingan kota Solo dan Jakarta. Keduanya merupakan dua tim besar yang selalu berseteru di dalam lapangan.

Tak heran banyak pemain yang nantinya memperkuat tim nasional Indonesia angkatan pertama tahun 1950, seperti Sidi dan Darmadi dari Solo lalu Abidin dan Soemo dari Jakarta.

Setelah era kemerdekaan, persaingan sepak bola Indonesia mulai merata. Tak hanya persaingan Jakarta dan Solo saja, tapi Surabaya, Bandung, Medan dan bahkan Makassar juga mulai menggeliat.

Era 1950an hingga 1990an menjadi era emas Perserikatan. Persaingan antar daerah yang begitu tinggi membuat semua tim yang bertarung mengeluarkan semua pemain terbaiknya.

Fokus Perserikatan mengembangkan pemain daerah menjadi tujuan yang nantinya akan berimbas ke timnas Indonesia.

Bersama dengan Galatama, Perserikatan bersinergi membentuk timnas Indonesia yang tangguh. Meski berstatus amatir, Perserikatan tak pernah kekurangan penonton.

Hampir setiap tim mempunyai pendukung setia. Kompetisi legendaris ini harus terhenti pada tahun 1994 setelah terjadi penggabungan dengan Galatama dan membentuk Liga Indonesia, yang kemudian menjadi wajah baru bagi dunia sepak bola Indonesia.

Liga 1 musim depan seperti jadi ajang reuni tim eks perserikatan. Tercatat ada klub legendaris seperti Persija Jakarta, Persib Bandung, atau pun PSM Makassar.

Lolosnya Persebaya Surabaya, PSMS Medan, dan PSIS Semarang membuat Liga 1 musim depan bakal jadi ajang reuni.

Ketiganya merupakan tim legendaris eks perserikatan. Persebaya lolos setelah menang atas Martapura FC di semifinal, sedangkan PSMS promosi berkat kemenangan dari PSIS.

PSIS akhirnya berhasil promosi ke Liga 2 setelah di perebutan tempat ketiga Liga 2 menang 6-4 dari Martapura FC.

Lalu, tim apa saja yang merupakan alumni dari perserikatan?

1. Persija Jakarta

2. PSM Makassar

3. Persib Bandung

4. Persipura Jayapura

5. Persela Lamongan

6. Perseru Serui

7. Persebaya Surabaya

8. PSMS Medan

9. PSIS Semarang
Powered By Blogger